28 April 2011

Derita Sang Ayah ( Tamat )

Siang itu aku sedang bekerja seperti biasa...tiba2 aku mendapat telfon dari kakak kalau aku diharuskan pulang karna besok Ayah akan berangkat ke kampung. Aku sempet kaget karna Ayah bener2 mau pergi meskipun kondisi tidak begitu baik. Awalnya ku pikir Ayah hanya iseng waktu ngomong2 mau pulang kampung dan mengajak kami pindah semua....dengan biasa aku katakan ketika itu " ahhh kalau tinggal di kampung gak maulah Yah...nanti kami mana ada kawannya, lagian kan saudara kita udah banyak yg disini.

Sore aku pulang dari kerja jam 4 sore dan langsung beli tiket pulang ke tg pinang , sampailah aku dirumah pukul 6 sore....maklum tempat kerjaku jauh , jika menggunakan kendaraan memakan waktu 2 jam lebih , jika naik spit 30 menit disambung dengan kendaraan 30 menit jadi kira-kira 1 jam lebih juga.

Langsung aku kekamar Ayah..salaman dan bertanya kabar, juga menanyakan apa harus berobat sampai ke kampung.
Jawabannya ketika itu....." Sepertinya disini ada yang tidak suka dengan kita terutama Ayah..mungkin karna kita senang jadi ada yang tidak suka jadi ayah dibuat sakit. Tapi ya..sudah Ayah hanya pengen sembuh, pengen lihat kalian itu menikah, mau lihat Nur sama Joko itu sampai tamat sekolah...jadi kamu gak usah mikir banyak.
Tapi Ayah punya satu permintaan....ikutlah dengan Ayah...tinggallah disana, kalau kakak sama abang kan gak mungkin mereka sudah punya keluarga.
Kalau bisa kamu sama Joko ikut ayah dulu nanti kalau Nur udah lulus biar dia nyusul sama harti.

" aku kaget dan bingung apa yang mau aku katakan...disebelah pihak aku tak ingin ayah sendirian, tapi disisi lain aku tak ingin tinggal di Jawa.

Ayah...maafin aku, bukan aku gak mau ikut ayah dan bukan aku gak sayang ayah...aku mau mengatar ayah ke jawa dan kita pulang lagi tapi kalau untuk tinggal diJawa aku gak mau. Sementara Joko adekku sama sekali gak mau dekat dengan ayah malam itu...diajak bicara dia juga gak mau...waktu itu dia berumur 8 tahun. Kami 6 bersaudara...kami semua disayang Ayah...tapi kata orang dan saudara2 kalau ayah itu lebih sayang sama aku dan Joko, mungkin karna aku pendiam dan suka nurut kata ayah sementara joko anak laki2 paling kecil..meskipun ada abang tertua tetapi Ayah entah mengapa tidak begitu percaya kepada Abang.

Malam itu sebelum Ayah berangkat Bapak Notaris datang kerumah....Ayah membagikan beberapa tanah miliknya kepada kami, jika ia tidak panjang umur dan tidak bisa kembali lagi ke tg pinang..akhirnya surat2 kuasa dan lain2 diserahkan kepada kakak perempuan kami yg pertama...( disini terbukti emang ayah tidak begitu percaya kepada abang ). Setelah semua selesai tanda tangan dan bapak notaris pulang.

Malam itu aku tidur bersama Ayah...sesekali ayah meminta aku untuk memijit leher dan kakinya..benar2 malam itu aku tidak bisa tidur, apakah aku ikut atau tidak...apakah keputusan menolak permintaan ayah salah atau tidak. Ayah ingin sekali tidur dengan Joko tetapi dia tidak mau.
Wajah Ayah yang tak lepas dari pandangan gelisah tidurku....sepertinya aku tak dapat lagi melihat wajah ini. Meskipun akhirnya Ayah mengatakan .." Ya sudah tapi nanti kalau Nur sama Joko udah lulus baru kejawa aja sama-sama.

Tibalah dimana Ayah harus berangkat...setelah ayah beberapa kali membujuk aku dan hatiku tidak luluh juga akhirnya abang yang menemani ayah pulang kampung bersama saudara kami. Semua persedian dan sejumlah uangpun sudah dipersiapkan....., saat mau berangkatpun ayah masih juga mengingatkan aku dan adik2ku untuk tetap menyusulnya.
Aku sedih menangis tak henti....saat aku memeluknya, menciumnya, menatap wajahnya aku merasakan kalau hari itu adalah hari terakhir aku akan bertemu dengan Ayah. Berat rasa ingin melepaskan...meskipun sudah kubujuk dan kupaksa untuk tidak pergi tetapi ayah tetap nekat mau pergi juga. Pandangan mataku tak lepas darinya....uluran tangan terakhirpun tak bisa aku melepaskannya.
Benar2 nyata....Ayah pergi meninggalkan kami, saat itu aku hanya berdoa kepada Tuhan semoga ayah diberi keselamatan dan kesehatan dan segera aku menjemputnya pulang.

Rumah begitu sepi dan kosong....sepertinya aku baru saja melepaskan tanggung jawab yang sebenarnya harus aku jaga, penyesalanpun datang dimana aku menolak ajakan ayah. Menagis semalaman dan berdoa sepanjang malam. Semoga Tuhan memaafkan aku anak yang durhaka ini.....membuat Ayah kecewa itu bukan tujuanku, aku hanya ingin derita yang ayah alami berakhir.

Empat bulan sudah kepergian ayah...kami selalu menelfon dan menanyakan kabarnya, Alhamdullilah Ayah sudah mulai membaik , ternyata berobat dikampung bisa meringankan sedikit derita ayah selama ini. Aku masih tetap bekerja seperti biasa begitu juga adikku. saling membantu untuk kelanjutan sekolah ke2 adik kami.

Awal November 2003, telfon ayah yang tidak biasa...beliau mengatakan mulai kangen dengan kami dan rasanya ingin pulang. Syukurlah akhirnya Ayah ingin pulang juga dalam hatiku....Ayah minta dijemput oleh kami. Dia sepertinya sudah kangen sekali dengan kami.....rasa bahagia dan penantian kami beberapa bulan akhirnya terjawab kalau akhirnya kami bisa berkumpul lagi dan tidak jadi untuk tetap tinggal dijawa.
Tiket kapan berangkat pun sudah dipesan....pada saat itu sedang puasa jadi jika rencana berjalan lancar makan hari raya kami bisa berkumpul bersama.

Ternyata semua hanya rencana....semua kembali lagi kepada Yang Maha Mengetahui, belum sempat lagi tanggal keberangkatan aku dan Abang untuk menjemput tepatnya jam 3 pagi saat sedang ingin bangun sahur. Telfon dari kampung datang yaitu Adik Ayah kami yang di Solo...mengabarkan kalau Ayah sudah meninggal dunia sekitar jam 2.45....Ayah kelihatan sehat, senyum dan tenang dalam tidur terakhirnya....saat hendak sholat tahajut ayah menghembuskan nafa terakhir.

Membuat aku dan kami semua tidak percaya.....sungguh tidak percaya, tapi semua itu nyata. Ayahku sudah meninggal.... dan esoknya Ayah ikuburkan di Solo tidak jauh dari kuburan Ibunya....menyesal tiada guna ketika itu, menagis sampai darah penghabisan pun tiada guna ketika itu....hanya sesak dada yang selalu tinggal dalam nafas hidupku ini. Dalam setahun ditinggalkan Ibu dan Ayah untuk selama-lamanya. Apa yang akan terjadi dalam jalan hidupku dimasa depan pun aku tidak tau.....rasa ingin berteriak, dan teriak..tidaaaaaaaaaaaaaak mungkiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin.

Jadi tepatnya lebaran tahun 2003 itu adalah sepi...dan sepi sampai kinipun selalu sepi, selalu terbayangkan Ayah dan Ibuku ada...menyambut ketika kami pulang, menanyakan kabar apakah aku baik2 saja atau tidak, mau makan apa dan banyak yang aku impikan seperti tahun2 sebelumnya. Semua itu hanyalah harapan yang tidak mungkin terwujudkan kembali.

Cinta sejati Ayah kepada Ibu yang sampai akhir hayat...Ayah yang sangat menyayangi ibu memilih untuk tinggal bersamanya di sisi Allah. Meskipun kuburan Ayah dan Ibu berjauhan tapi aku yakin diSurga sana mereka berdekatan dan selalu bersama.

Ayah maafkan aku...maafkan aku yang sudah membuat ayah kecewa, tapi aku janji aku akan tetap menjaga adik2ku ...sampai mereka memiliki keluarga dan mandiri...aku akan tetap melihatnya.
Ya Allah tempatkanlah Ayah dan Ibuku disisimu, Jauhkanlah mereka dari siksa kuburMu...Ya Allah.

Sekian....



2 komentar:

Muhammad A Vip mengatakan...

semua telah dilakukan dengan sungguh-sungguh dan hasilnya pasti yang terbaik. orang tua ibu pasti bangga punya anak yang hebaat-hebat

warsito mengatakan...

ya begitu deh klo jadi ayah kudu sabar

Posting Komentar

Sangat berterima kasih sekali bila sahabat mau meninggalkan pesan di postingan ini.
Semoga kita selalu dalam keadaan Sehat Walafiat....Amin..