14 April 2011

Derita Sang Ayah ( Part 2 )

Ibu yang mulai tak sabar dengan Ayah...disini Ibu benar-benar diuji kesabarannya, kerap kali ayah marah, tak sabar dan selalu saja Ibu menjadi sasaran...
Ayah ingin sekali sakit kepala yang selalu datang tak di rasa olehnya...ia merasa tanggung jawab sebagai kepala keluarga masih banyak yang harus di lakukan jadi Ayah hanya ingin penyakitnya segera sembuh dan pulih seperti sedia kala. Ibu yang selalu berusaha kesana kemari untuk kemudahan dan kesembuhan Ayah. Tapi apalah daya...ibu hanya bisa berusaha dengan apa yang ia bisa lakukan dan selebihnya ibu dan kami hanya berserah kepada yang Maha Pencipta. Meskipun aku tak tega melihatnya bila rasa sakit itu datang.

Tempat kerjaku lumayan jauh jadi hanya sesekali saja aku pulang, ketika aku pulang barulah aku dapat menemani ayah, dari menjaga tidur malam, memijat kaki dan punggung sampai memijat leher. Hal ini tak kenal waktu dilakukan...bila ayah mengerang sakit pada waktu malam maka harus dilakukan malam itu juga. Dan tak jarang ibu selalu keluar malam hanya untuk minta air putih kepada orang pintar agar rasa sakitnya berkurang.

Adikku akhirnya mendapat pekerjaan...karna ia merasa kasihan juga kalau hanya aku yang mencari uang, meskipun ada sedikit tabungan ayah dan ibu itu belum tentu cukup bila sewaktu2 ayah harus masuk rumah sakit lagi.
Tak lama adikku menemani ayah dan ibu dirumah dia pun mendapat pekerjaan sebagai SPG Kosmetik Sary Ayu. Alhamdullilah tempat kerjanya tidak jauh dan gajinya lumayan....disinilah kami berdua saling tolong menolong bahu membahu...dan hubungan kami sebagai kakak adik semakin tambah akrab dengan apa yang kami alamai. Aku tetap bersyukur ketika itu...meskipun derita dan kesedihan selalu datang tapi aku masih diberi adik yang pengertian, ibu yang sangat sabar dan ayah yang begitu kuat dengan penyakitnya..meskipun terkadang aku suka tidak tega bila rasa sakit itu datang menyerang ayah....Ya Tuhan..kapan ini berakhir, aku tak tega Ya Allah..

Jika Ayah kambuh...
Sakit kepala yang tak tertahankan...ayah akan meraung-raung kesakitan, rasa sakit akan hilang dengan perlahan bila kami memijitnya pelah2 dibagian leher belakang. Dengan cara ini ayah bisa sedikit tenang. Meskipun rasa sakit itu tak berkepanjangan dan hanya sebentar tetapi rasa sakit ini sering timbul.
Bila sudah begini semua yang di lakukan ibu salah di mata ayah...maka seringnya ibu dimarahi ayah. Sampai akhirnya kesabaran ibu pun hilang...dan ibu mengatakan

" Kalau begini terus mending aku mati aja , aku tidak tahan Ya Allah..."

Ibu tau Ayah ingin sembuh, tidak mau dikata suami yang tak berguna tetapi ibu ingin Ayah mengerti dengan keadaannya. Hanya dengan sabar, banyak berdoa mungkin akan meringankan apa yang terjadi. Tapi tidak dengan ayah yang mengalaminya....

Sampai akhirnya Ayah menjadi kurus sekali.....penampilan yang dulu gagak badan besar kini hanya kulit pembalut tulang, semua habis dengan penyakitnya. Mata sebelah yang mulai menutup dan kabur, rambut yang mulai berguguran...begitu juga dengan telinga yang mulai tak mendengar.

Hingga pada akhirnya setelah kurang lebih 4 tahun dilalui Ayah...siapa sangka kalau Ibu yang begitu sehat kesana kemari, menjaga ayah siang dan malam, setia menemani meskipun selalu dimarah ayah, tak pernah mengeluh sakit pada anaknya...selalu menanyakan aku kapan akan menikah dan menikah sampailah dimana hari itu anak dari ibu tiri ibu menikah dan hari itu juga ibu masuk rumah sakit , dan ibu pergi meinggalkan kami untuk selama-lamanya. Tepatnya pada tahun 2003 tanggal 8 dibulan maret..aku pernah menceritakannya di sini.

Seluruh warga kampung kaget dan shok bagaimana dengan aku yang mengalaminya....tak dapat berkata dan aku hanya seperti orang bodoh yang tak tau apa2. Pada saat aku ditelfon oleh abang iparku disuruh pulang.

Aku tak curiga sedikitpun pada ibu karna 2 hari sebelum ibu meninggal aku masih sempat bertemu dan membuatkan sayur bayam untuknya. Dalam pikiran jelekku hanyalah ayah yang mungkin terjadi sesuatu.......aku tak tenang, pikiran kosong...spit yang begitu lama sekali datangnya. Dipelabuhan tg pinang aku sudah ditunggu oleh abang iparku...dan sampailah aku dirumah pukul 9 pagi, dirumah sudah banyak sekali orang berkumpul dengan pandangan iba terhadap aku...aku jalan hanya dengan satu tuju dan arah yaitu ruang tengah dimana seseorang sudah terbaring dengan ditutup kain panjang.

Mungkin aku pingsan ketika itu...sampai akhirnya aku tersadar kalau ibu sudah tiada, pergi untuk selamanya. Aku tidak percaya..ibu benar2 pergi, aku tak percaya ibu benar2 meninggalkan aku dan adik2ku...aku tak percaya ibu benar2 sudah pergi. Apa yang akan terjadi dengan aku dan adik2ku tanpa Ibu Ya Allah....

3 komentar:

Admin mengatakan...

kesabaran Istri merawat suaminya sampai menjelang akhir hayat hanya bisa di lakukan oleh Istri yang soleha..semoga saja beliau mendapatkan balasan pahala yang berlipat ganda atas apa yang dilakukan kepada suami tercintanya.

Muhammad A Vip mengatakan...

banyak istri yang setia dan berkorban demi suami adalah pupuk bagi kesuburan bumi.

warsito mengatakan...

ijin follow`ahhh

Posting Komentar

Sangat berterima kasih sekali bila sahabat mau meninggalkan pesan di postingan ini.
Semoga kita selalu dalam keadaan Sehat Walafiat....Amin..