19 Mei 2010

Warisan

" Warisan " Tidak semua anak bahagia karna mendapatkan warisan, justru kadang malah membuat perkelahian antara sesama saudara kandung. Begitu juga sebaliknya..namun dari itu semua kembali lagi ke kita bagi yang mendapatkannya. Bagaimana cara kita melaksanakan warisan tersebut.
Aku ingin curhat wahai blog...kedua orang tuaku mempunyai sedikit harta berupa tanah dan rumah. Menurut mereka itulah harta yang mereka punya dan yang akan di berikan kepada anak-anaknya jika tidak panjang umur.
Ibu lebih dulu meninggalkan Bapak..., rasanya seperti mimpi. Ibu ku yang sehat walafiat bisa pergi lebih tenang meninggalkan Bapak yang sedang sakit parah. Aku pernah mendengar saat Bapak memarahi ibu, aku maklum sebenarnya Bapak tidak ingin marah, beliau hanya prihatin dengan keadaannya yang tidak bisa menjadi kepala rumah tangga dengan baik. Sakit yang di alami sudah sangat lama..meskipun sudah berobat kesana kemari dan menghabiskan sebagian hartanya namun sembuh tidak juga kunjung datang.
Dari itu semua, aku percaya akan kata dokter..ya mungkin itu sudah jalan yang harus kami lalui sekeluarga..kalau Bapak mempunyai kanker stadium 4 di kepala. Untuk di operasi sudah tidak bisa di jamin karna akar dari penyakit sudah menjalar kebagian kepala lainnya. Dengan penyakit yang diderita Bapak bisa bertahan selama 5 tahun. Aku bisa merasakan bagaimana rasa sakitnya jika kambuh,,,sungguh tidak tega..lama kelamaan badanpun menjadi kurus, rambut mulai rontok, mata mulai tertutup..aku tidak bisa berkata lagi.
Bapak pergi setelah 7 bulan meninggalnya ibu, di tahun yang sama...sungguh cobaan berat buat keluargaku. Namun begitu kami harus menjalankannya dengan kebahagiaan tanpa kesedihan.
Sebelum Bapak pergi , beliau sempat membagikan sisa harta yang ia punya..yaitu berupa tanah dan rumah. Tanah kepunyaan Bapak yang di berikan kepada aku, adikku no 4 dan abang. Sementara kepunyaan ibu diberikan kepada kakak perempuanku, adikku yang no 5. Rumah peninggalan diberikan kepada adikku yang paling kecil.
Sebenarnya Bapak sudah adil terhadap anak2nya, tapi dengan warisan inilah Abangku menjadi gelap mata..Abang hanya merasa kalau dia adalah anak laki-laki jadi harus mendapatkan warisan lebih banyak di banding kami anak2 perempuan.
Pantas saja Bapak tidak begitu percaya terhadap abang ketika masih hidup, bapak lebih memilih kakak perempuanku sebagai kuasa. Warisan yang aku dan adikku peroleh lebih banyak di banding abangku...dari itu abang tidak terima. Meskipun kami sudah mengalah dengan memberikan sebagian yang kami punya, tetapi masih saja cemburu terhadap kami.
Aku tau, bapak bukan orang yang pilih kasih..mengapa abang lebih sedikit..karna ketika abang menikah dan membangun rumah semua itu biaya di keluarkan oleh bapak, begitu juga dengan kendaraan. Abang tidak bisa lagi berpikr sehat dan melihat yang nyata apa yang sudah dia lakukan jika ingin mendapatkan yang lebih.
Sementara aku dan adikku yg no 4 harus mencari uang demi kehidupan kami, demi menyekolahkan kedua adikku hingga tamat.
Sedikitpun abang tidak pernah membantu kami..Aku sedih dan heran..ternyata banyak harta tidak bisa menjamin untuk hidup lebih tenang.
Alangkah baiknya jika tidak mempunyai apa-apa...
Sampai akhirnya terjadi sesuatu yang hampir saja membawa abang ke penjara..dari pelajaran inilah abang mulai sadar. Aku hanya berharap kesadaran abang bisa sampai keterusan dan tidak ada lagi yang namanya berantem karna Warisan. Aku sedih aja kalau gara-gara warisan...kasihan Ibu sama Bapak yang sudah tiada. Bersyukur aku panjatkan kepadaNya. Semoga Bapak dan Ibu selalu tenang di alam sana. Amin...
Sejak aku mendapakan Tanah yang di berikan oleh bapak, Januari 2010 baru aku melihatnya.., padahal Warisan itu sudah di bagikan 3 tahun yang lalu. Tadinya aku hanya tau luasnya saja. Karna tanah yang di berikan padaku itu berdekatan dengan tempat tinggalnya abangku. Aku hanya takut dia marah dan merasa aku tidak menghargainya lagi..maklumlah tanah itu sudah ada tanamannya yang bisa di panen setiap 2 bulan sekali. Namun begitu aku belum pernah merasakannya..semua hasil panen abang akulah yang menikmatinya. Namun begitu aku ikhlas....karna aku masih punya penghasilan dari hasil kerja, dan dari suamiku juga.
Harapanku ..semoga abang di beri kelapangan hati, siapa yang seharusnya berhak memetik hasil...
Hal ini akan menjadi pelajaran buat aku kelak.

0 komentar:

Posting Komentar

Sangat berterima kasih sekali bila sahabat mau meninggalkan pesan di postingan ini.
Semoga kita selalu dalam keadaan Sehat Walafiat....Amin..